Saturday, 7 March 2015

Kedewasaan Bernegara

Sains dan teknologi sudah begitu maju. Sekarang jarak jauh tak bisa memisahkan dua orang yang saling cinta, mereka tetap bisa saling menyapa. Sekarang manusia bisa kita clon menjadi dua. Ekspedisi ke luar angkasa bukan hal mustahil bagi kita. Membicarakan cerita hebat sains dan teknologi seolah kedua hal itu bisa mencapai apa saja. Tapi mengapa ketika kita membicarakan soal kesejahteraan dan keamanan sosial, selalu terlintas ketidakmungkinan?

Seperti mustahil KPK dan POLRI akur untuk memberantas korupsi. Seperti tak masuk akal pak Ahok dan DPRD DKI seiya sekata dalam membangun Jakarta yang lebih baik. Mengapa bisa demikian?

Padahal masalah sosial nampaknya sederhana, kuncinya adalah kita tak mengalah pada kepentingan pribadi. Emha pernah menulis;

“kalau memang yang bisa engkau pahami hanyalah kemauan, kepentingan, dan nafsumu sendiri, dan bukannya kerendahan hati untuk merundingkan titik temu kebersamaan, maka siapkan kekebalan dari benturan-benturan dan luka, untuk kemudian orang lain menggali tanah untuk menguburmu”

Sedahsyat apapun konsep pemerintahan, entah itu demokrasi, sosialisme, atau  khilafah, menurut saya hal paling penting adalah kerendahan hati dan kedewasaan. Tanpa kedua hal ittu, percuma dan sia-sialah segala luhurnya konsep dan rencana membangun kesejahteraan bangsa.

Pemerintah tak perlu menaikan harga BBM kalau saja orang yang mampu dan menggunakan mobil pribadi bersikap dewasa dengan membeli bahan bakar non-subsidi. Tak perlu adalah istilah subsidi tak tepat sasaran.

Seseorang yang memiliki catatan kurang baik dalam memimpin, jika ia bersikap dewasa, tentu tak tertarik untuk mendapat tawaran jabatan yang lebih tinggi, sehingga tak perlu pula seseorang yang lain menggugatnya dan memunculkan keributan.


Sekelompok orang yang mendapat amanah untuk mengelola uang pajak orang banyak, tentu bila bersikap dewasa, mereka akan bijak menganggarkan dan betul-betul memperhatikan kebutuhan orang banyak.

Kedewasaan inilah yang penting. Kedewasaan inilah yang selalu saya selipkan dalam doa-doa saya untuk Indonesia






No comments:

Post a Comment