Sains dan teknologi sudah begitu maju. Sekarang jarak jauh
tak bisa memisahkan dua orang yang saling cinta, mereka tetap bisa saling
menyapa. Sekarang manusia bisa kita clon menjadi dua. Ekspedisi ke luar angkasa
bukan hal mustahil bagi kita. Membicarakan cerita hebat sains dan teknologi seolah
kedua hal itu bisa mencapai apa saja. Tapi mengapa ketika kita membicarakan
soal kesejahteraan dan keamanan sosial, selalu terlintas ketidakmungkinan?
Seperti mustahil KPK dan POLRI akur untuk memberantas
korupsi. Seperti tak masuk akal pak Ahok dan DPRD DKI seiya sekata dalam
membangun Jakarta yang lebih baik. Mengapa bisa demikian?
Padahal masalah sosial nampaknya sederhana, kuncinya adalah
kita tak mengalah pada kepentingan pribadi. Emha pernah menulis;
“kalau memang yang bisa engkau pahami hanyalah kemauan,
kepentingan, dan nafsumu sendiri, dan bukannya kerendahan hati untuk
merundingkan titik temu kebersamaan, maka siapkan kekebalan dari
benturan-benturan dan luka, untuk kemudian orang lain menggali tanah untuk
menguburmu”
Sedahsyat apapun konsep pemerintahan, entah itu demokrasi,
sosialisme, atau khilafah, menurut saya
hal paling penting adalah kerendahan hati dan kedewasaan. Tanpa kedua hal ittu,
percuma dan sia-sialah segala luhurnya konsep dan rencana membangun
kesejahteraan bangsa.
Pemerintah tak perlu menaikan harga BBM kalau saja orang
yang mampu dan menggunakan mobil pribadi bersikap dewasa dengan membeli bahan
bakar non-subsidi. Tak perlu adalah istilah subsidi tak tepat sasaran.
Seseorang yang memiliki catatan kurang baik dalam memimpin,
jika ia bersikap dewasa, tentu tak tertarik untuk mendapat tawaran jabatan yang
lebih tinggi, sehingga tak perlu pula seseorang yang lain menggugatnya dan
memunculkan keributan.
Sekelompok orang yang mendapat amanah untuk mengelola uang
pajak orang banyak, tentu bila bersikap dewasa, mereka akan bijak menganggarkan
dan betul-betul memperhatikan kebutuhan orang banyak.
Kedewasaan inilah yang penting. Kedewasaan inilah yang
selalu saya selipkan dalam doa-doa saya untuk Indonesia
No comments:
Post a Comment