Sunday, 22 March 2015

Cabang Iman Ketiga Iman Kepada Malaikat

Suatu pagi seorang mentri gemetar lari ketakutan dari kamarnya, tubuhnya menggigil seperti orang demam. Lalu sang mentri tersebut menghadap Nabi Sulaiman Alaihi Salam. Nabi Sulaiman melihat keringat dingin sang mentri dan melihat tubuh si mentri itu bergetar hebat lalu beliau bertanya

“Apa yang terjadi?”.

Mentri itu menjawab

“Aku melihat sosok yang menakutkan, nampaknya ia itu Izroil, malaikat pencabut nyawa, ia hendak mencabut nyawaku, tapi aku melihat Izroil itu kebingungan.”

Nabi sulaiman merasa aneh mendengar kisah sang mentri.


Nabi Sulaiman punya hutang janji kepada mentri tersebut untuk mengabulkan satu permintaanya, itulah kesempatan mentri itu untuk menagih janji nabi Sulaiman AS . Ia meminta Nabi Sulaiman AS untuk memerintahkan angin membawa dirinya pergi ke Hindustan, agar bisa sembunyi dari malaikat Izroil. Sang mentri takut izroil datang kembali untuk mencarinya jika ia tetap diam di Istana Nabi Sulaiman AS.

Nabi Suliaman memberi nasihat

”Sudahlah, kematian itu sudah pasti terjadi, jadi lebih baik kamu di sini dan berbuat baiklah selama sisa hidupmu yang ada”

Tapi mentri itu tetap bersikeras ingin diterbangkan ke Hindustan. Maka nabi sulaiman memerintahkan angin untuk menerbangkan mentri itu ke Hindustan.

Setelah itu karena nabi Sulaiman penasaran, beliau memanggil malaikat Izroil dan bertanya .
“Wahai Izroil, mengapa kamu di hadapan mentri itu tampak kebingungan??”

Malaikat Izroil menjawab.

“Aku kebingungan karena Allah memerintahkanku untuk mencabut nyawa mentri itu di Hindustan, tapi di tengah perjalanan menuju ke sana aku melihatnya ada di istana ini, aku jadi kebingungan. Aku tak jadi mencabut nyawanya, mungkin aku telah keliru”

Nabi sulaiman menjawab

“Kamu tidak keliru wahai Izroil. Dia ada di Hindustan sekarang, angin telah membawanya kesana, Tunaikanlah perintah Allah padamu, cabutlah nyawa mentri itu sekarang!”.

###
Salah satu hal fundamental dalam beragama adalah mempercayai hal yang ghaib. Islam pun demikian, kita harus percaya bahwa mata, telinga, dan seluruh indra kita memiliki keterbatasan sehingga kita perlu percaya ada banyak hal/benda di luar sana yang tak bisa kita indra. Ada makhluk-makhluk ciptaan Allah yang tak kasat mata, tak tersentuh dan tak terindra telinga.

Allah memberi tahu kita dalam Al-Qur’an bahwa dengan kuasa-Nya, Allah telah menciptakan makhluk yang bernama malaikat. Makhluk tercipta berasal dari cahaya (HR. Muslim). Malaikat tak bisa kita lihat, bukan lelaki atau perempuan (QS. An-Najm : 27), tak memiliki hasrat dan hawa nafsu, yang pekerjaannya adalah taat kepada perintah Allah SWT (QS. An-Nahl : 50), tidak pernah durhaka kepada Allah SWT (QS. At-Tahrim : 6), dan tidak pernah sombong dan selalu bertasbih kepada Allah SWT (QS. Al-Anbiya' : 19~20).

Malaikat begitu banyak jumlahnya dan hanya Allah yang mengetahui jumlah yang tepat, dalam Al-Qur’an dan Hadits ada sepuluh malaikat yang perlu kita ketahui, yaitu :

1. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul ( Q.S. An Nahl ayat 102 )
2. Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluq ( Q.S. Al Baqarah ayat 98 )
3. Israfil, bertugas meniup sangkakala (terompet) atas perintah Allah ( Q.S. Yasin ayat 51 )
4. Izrail, bertugas mencabut nyawa makhluq Allah ( Q.S. As Sajdah ayat 11 )
5. Munkar, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur
6. Nakir, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur
7. Raqib, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang baik
8. Atid, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang buruk ( Q.S. Qaf ayat 17 – 18 )
9. Malik, bertugas menjaga neraka ( Q.S. At Tahrim ayat 6 )
10. Ridwan, bertugas menjaga surga ( Q.S. Az Zumar ayat 73 )

Ada beberapa hikmah yang bisa kita dapat dari beriman pada malaikat. Salah satunya telah penulis gambarkan dengan sebuah kisah Sang mentri dan Nabi Sulaiman. Izroil akan datang kepada kita untuk mencabut nyawa. kapan dan di mana, kita tidak mengetahuinya. Kita perlu mewaspadai kemungkinan untuk mati dengan terus berbuat baik setiap detik yang kita miliki.

Beriman kepada malaikat berarti memposisikan diri kita untuk selalu mengingat kematian. Nabi Muhammad pernah bersabda, orang yang paling cerdas di antara kita adalah orang yang selalu mengingat kematian. Sebab, orang yang ingat mati selalu memiliki kerangka berpikir yang efektif dan efisien, ia akan mendahulukan hal-hal yang penting dalam hidupnya, first thing first.

Steve jobs pernah mengatakan hal yang sama

“Mengingat kalau aku akan segera meninggal adalah alat yang paling penting untuk membantuku dalam mengambil keputusan besar dalam hidupku.

Karena hampir semuanya − segala harapan orang lain, segala kebanggaan, segala ketakutan merasa malu atau gagal − hal-hal ini bisa menjauh dari kematian, meninggalkan hal-hal yang sungguh penting.

Mengingat kalau kita semua akan meninggal adalah cara terbaik untuk menghindari jebakan bahwa kita bisa kehilangan. Kau sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hatimu

Waktu kalian terbatas, jadi jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup orang lain.”
Lalu hikmah lainnya dari beriman pada malaikat adalah semangat untuk terus melakukan perbuatan baik, karena malaikat selalu taat dan patuh pada Allah. Manusia sebagai makhluk yang mulia tentu perlu meneladani bagaimana malaikat beribadah dan taat pada Allah. Perbuatan baik hanyalah baik apabila dilakukan secara terus menerus. Perbuatan baik yang terputus-putus akan memiliki pengaruh yang kecil kepada kehidupan, atau bahkan tidak ada pengaruhnya sama sekali. Malaikat mengingatkan kita untuk istiqomah di jalan Allah

Tidak hanya itu, iman kepada malaikat memberikan kita optimisme dan energi untuk melakukan hal-hal besar dan sulit. Karena Allah akan menolong dan mengirim bantuan kepada orang yang teguh pendiriannya.

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka, malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."QS. Al-Fushilat : 30 )

Suatu yang sulit bagi seorang untuk tetap berlaku baik dan meninggalkan keburukan di saat sepi. Dengan Iman kepada malaikat, kita senantiasa merasa di awasi. Malaikat pencatat amal baik dan buruk selalu ada di samping kita, siap mencatat semua yang kita lakukan dan ucapkan. Maka seorang mu’min akan senantiasa berbuat baik dan meninggalkan keburukan bahkan saat sepi dan tidak ada siapa-siapa.


Mengimani malaikat adalah suatu tantangan terhadap keimanan kita. kita harus mempercayai sesuatu yang tidak bisa kita lihat, bila memakai akal pikiran, sungguhlah sulit diterima. Tapi jikalah kita percaya bahwa apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW adalah benar, maka itulah adanya. Malaikat adalah ciptaan Allah yang diciptakan dari cahaya. yang bisa kita ambil hikmah keberadaannya dan kita jadikan teladan dalam taat kepada Allah

No comments:

Post a Comment