Monday, 23 March 2015

Cabang Iman keempat Iman Kepada Al-Qur’an


Ustadz Faiz masuk ke dalam sebuah kelas di pagi hari, murid-murid kemudian berdiri menyambut sang ustadz

'Silakan duduk' Usztad Faiz mempersilakan

.Ustadz Faiz melihat ke sekitar, mengucapkan hamdalah, bershalawat pada Nabi Muhammad SAW dan berkata

'Saudara-saudaraku. Al-Qur’an adalah rahmat yang Allah berikan kepada kita. Pedoman kita, yang apabila kita berpegang teguh padanya tak akan sesat kita selamanya.
Saya akan menceritakan salah satu pengalaman saya yang tidak terlupakan, ketika saya berada di Jerman, dan saya bersama 4 pendeta kristen saat itu.

Saya berada di antara mereka yang sedang berdebat tentang injil-injil mereka. Salah satu dari mereka membaca injil Barnabas, satunya lagi Matius, dan yang lain Johana juga Lukas. Mereka saling berdebat dan menyalahkan kitab mereka yang lain.

Saat itu debatnya panas sekali. Saya yang berada di antara mereka, hanya mendengarkan apa yang mereka katakan tentang injil-injil mereka. Saya sendiri tahu injil seluruhnya ada 80 versi. Saya hanya mendengar, saya terdiam.


Tiba-tiba ada salah seorg yang bertanya pada saya. 'Mengapa kamu diam saja? Sepertinya kamu muslim?' saya tidak menjawab, hanya tersenyum saja.


Lalu seorg dari mereka bertanya lagi. 'Ada berapa kitab suci yang kalian punya?'

'Menurut perkiraan kamu ada berapa?' saya balik bertanya.

'Ya 5 sampai 10, saya kira'

Saya tersenyum mendengar jawabnya..

‘Jadi ada berapa?’ Dia bertanya tegas.

'Dalam agama kami, Islam, hanya memiliki 1 kitab suci. Al-Qur’anul Kariem'

Ada seorang yang terkaget 'Wah? Bagaimana bisa?'

'Coba saya bertanya, siapa yang menurunkan injil?'

'Yang menurunkan injil itu Tuhan Jesus. Dialah yang memberi petunjuk pada kita'

'klo memang Tuhan yang menurunkan injil. Lalu mengapa injil jadi begitu banyak?
Apakah setiap injil-inji itu isinya berbeda?

Salah seorang menjawab. 'Ya, berbeda'

'Apakah rasional, Tuhan berkata A. Dan pada saat yang lain dia berkata B. Mengapa Dia plin plan? Dan itu mustahil.’

'hmm.. Ya.. Kamu sendiri, coba beritahukan kami, mengapa bisa Al-Qur’an itu hanya satu. Kami perlu penjelasan'

Pada saat itu saya menceritakan tentang Al-Al-Qur’an pada mereka kurang lebih 4 jam lamanya. Mengapa Al-Qur’an terjaga keautentikannya sampai sekarang. Apa yang saya ceritakan pada mereka akan saya ceritakan pada kalian semua.

Al-Qur’an itu turun pada Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT melalui perantaraan Jibril.

Suatu saat ada seorang isri yang didzihar suaminya. Suaminya berkata padanya 'Punggungmu layaknya punggung ibuku'. Maksud dari kalimat ini bahwa suaminya bersumpah tidak akan menggauli istrinya lagi. Tapi beberapa saat kemudian, tidak lama. Si suami itu seolah-olah tidak mengatakan apa apa dan datang pada istrinya. Tapi istrinya menolaknya. Dan ia akhirnya ingin mengadu pada Nabi Muhammad SAW. Lalu pergi kerumah Nabi Muhammad SAW.

Ketika tiba dirumah Nabi Muhammad SAW, di sana ada Aisyah. Si istri itu bertanya, bolehkah saya berbicara dengan Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi Muhammad SAW datang dan mempersilakannya berbicara. Aisyah keluar dari kamar itu. Mencoba untuk mendengar pembicaraan itu dari luar, tapi perempuan itu berbicara pelan sekali, Nabi Muhammad SAW pun begitu.

Perempuan itu mengadukan apa yang terjadi padanya dan suaminya.. Tiba-tiba Rasulullah keluar keringat dari dahinya. Aisyah melihatnya dari luar. Dan ia tahu bahwa itu berarti akan turun wahyu dari Allah.

Turunlah surat Al-Mujadalah atas sebab perempuan itu

'Qad sami'a qaulal latii tujaadiluka dan seterusnya'

saya menceritakan itu pada mereka para pendeta, dan mereka tercengang. Begitu kronologis turunnya Al-Qur’an. Al-Qur’an turun dengan saksi sejarah yang melihat proses terwahyukannya Al-Qur’an pada Muhammad SAW. Dan saya melanjutkan cerita.

Suatu saat ketika hendak berperang. Ali ibn abi thalib mencari-cari baju besi untuk perangnya, dan beliau tidak menemukannya. Datang seseorang kepada Ali memberitahukan bahwa dia tahu klo baju perang miliknya itu dicuri oleh seorang yahudi.

Akhirnya didatangi yahudi yang dituduh mencuri itu, dan ternyata di halaman rumahnya ada baju perang milik Ali. Kasus ini disampaikan pada rasulullah. Sebagimana perjanjian yang ditulis saat itu, siapa yang mencuri maka ia harus dipotong tangan kanannya, dan diperaturan agama Yahudi juga memang begitu, hukumnya sama.

Rasul bertanya pada orang Yahudi itu, apakah dia benar-benar mencuri?. Tapi orang Yahudi itu mengaku tidak mencurinya sambil merasa ketakutan. Dan orang muslim yang memberi tahu Ali berkata bahwa si Yahudi itu memang benar pencurinya.

Tiba tiba Rasulullah gemetar, dan didahinya mengucur keringat. Ummar ibn Khatab yang ada saat itu tahu, pasti akan turun wahyu.

Turunlah wahyu Allah. Allah memberitahukan bahwa bukan Yahudi itu yang mencuri, tapi orang muslim munafiq yang menuduh yahudi itu yang mencurinya.

Para pendeta pun makin melongo mendengar kisah itu. Al-Qur’an turun memberitakan kebenaran dan berlaku adil pada setiap golongan.

Al-Qur’an itu ketika turun. Nabi Muhammad SAW selalu berusaha keras untuk terus menjaganya, takut lupa.. Maka Rasul terus membacanya.

Al-Alaq, Al-Mudatsir, Al-Mujammil. Ayat-ayat Al-Qur’an turun kepada Rasulullah semakin banyak jumlahnya. Dan akhirnya Allah berfirman kepada Rasulullah untuk tidak terlalu meletihkan lidahnya dengan terus membaca, dan Allah menjamin akan menjaga hafalan di dadanya, tak akan pernah lupa.

Setiap ramadhan, Nabi Muhammad SAW menyetorkan hafalannya pada Jibril. Dan menjelang tahun-tahun terakhir masa hidupnya Nabi Muhammad, belia menyetor hafalan itu ditambah 2 kali lipat.

Para sahabat sendiri banyak yang menghafal Al-Qur’an. Dan banyak dari mereka yang menulis Al-Qur’an. Dan dari para penulis Al-Qur’an itu. Zaid ibn Tsabit, Muawwiyah ibn Abi Shafyan.

Apabila Al-Qur’an turun pada Nabi Muhammad, Nabi Muhammad memanggil para penulis itu untuk menulisnya. Dan banyak juga para sahabat yang menulis bagi dirinya menyetorkan pada Rasul untuk mencek benar atau tidaknya tulisan yang dibuat.

Rasulullah wafat. Al-Qur’an telah turun semuanya. Dan saat itu Al-Qur’an ada di dada orang-orang muslim dan hafalan mereka.

Pada suatu perang melawan kaum murtad. Banyak korban perang berjatuhan dari pihak muslim, dan di antara mereka ada 70 para penghafal Al-Qur’an. Ummar yang mengetahui hal itu jadi khawatir Al-Qur’an suatu saat akan hilang beriring hilangnya para penghafal.

Akhirnya ummar menghadap khalifah saat itu, abu bakr. Dan menyampaikan idenya untuk menuliskan Al-Qur’an. Tapi abu bakr berkata 'bagaimana mungkin kita melakukan apa yang tdk dilakukan oleh rasul?'. Ummar terus memberikan argumennya sampai hati abu bakr yakin klo hal ini mesti dilakukan.

Khalifah memanggih Zaid ibn Tsabit untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Zaid juga berkata 'Bagaimana mungkin saya melakukan apa yang tidak dilakukan Rasulullah?'. Abu bakar membujuknya dan akhirnya Zaid akan mengumpulkannya.

Sebenarnya. Abu Bakar hafal Al-Qur’an, Ummar hafal dan Zaid pun hafal Al-Qur’an seluruhnya. Tapi Al-Qur’an itu tidak ditulis berdasarkan hafalan seseorang. Zaid hanya akan menulis ayat yang ada bukti tulisannya dan tulisan itu pernah diperlihatkan pada nabi Muhammad SAW dan beliau membenarkannya.

Berbondong-bondong para sahabat yang pernah menulis datang pada Zaid dan menyetorkan tulisan itu. Tulisan-tulisan itu ada yang ditulis d iatas batu, tulang-tulang hewan, pelepah kurma dan kulit binatang. Zaid mengumpulkan dan menyusunnya. Sampai hampir selesai pengumpulan Al-Qur’an itu dan tersisa satu ayat akhir-akhir surat Attaubah. Zaid tahu itu, dan dia hafal ayat itu. Tapi dia berkata 'Tidak akan saya tulis sampai ada seseorang yang memiliki tulisan ayat ini dan Rasulullah menyaksikannya'

Saat itu ada seseorag yang baru pulang dari berdagang di Syam. Dia diberitahu tentang hal itu. Ternyata dia memiliki ayat yang kurang tersebut lalu membawanya ke Zaid. Komplit sudah pengumpulan Al-Qur’an. Dan setelah komplit, masih belum selesai. Kumpulan Al-Qur’an itu dicek lagi dengan hafalan-hafalan para sahabat. Setelah diyakini kebenarannya. hasil yang terkumpul disimpan di Siti Aisyah, anak Abu Bakar. Ketika Abu Bakar wafat dan khalifah ditangan Ummar, Al-Qur’an hasil pengumpulan itu pindah ke Hafsah. Putri Ummar dan Istri Rasulullah.

Di masa Utsman. Islam telah menyebar di 2/3 dunia. Banyak orang yang salah dalam membaca Al-Qur’an. Huruf dan harakatnya. Karena pada jaman itu, tulisan arab belum memakai titik dan harakah. Maka Utsman memanggil kembali Zaid.. Dan Zaid menulisnya 10 exemplar dan dikirim ke berbagai penjuru wilayah kekuasaan muslim saat itu.

Sampai sekarang hanya tersisa satu mushaf Utsmani itu, berada di Istambul (dan diduga masih ada satu lagi di Vatican). di Damaskus pun ada. Sampai tahun 810 H. Bahkan Ibn Taimiyyah, Ibnu Qayyiem Azzauji, Ibn Katsir belajar dan mencocokan Al-Qur’an yang mereka hafal pada mushaf Utsmani itu. Tapi sayang, mushaf itu sekarang tidak ada karena dulu mushaf itu terbakar saat masjid Ummawi terbakar di musim panas.

Saat ini Al-Qur’an telah dicetak luas dan banyak tersebar keseluruh dunia. Coba kamu ke China, pasti kamu akan mendapat Al-Qur’an yang sama, surat yang sama, ayat-ayat yang sama dengan Al-Qur’an yang ada di Damaskus. Di Afrika sama dengan di China, Damaskus. Indonesia Di semua tempat Al-Qur’an hanya satu. Apa yang sampai pada Rasulullah SAW dan beliau baca itu sama persis dengan yang kita baca sekarang.

Ada cerita seorang ulama dari Afrika yang hafal Al-Qur’an tapi dia buta. Saat itu banyak sekali beredar Al-Qur’an palsu yang diubah-ubah ayatnya, dibuang satu dua kata Al-Qur’an yang penting. Dan semua belum ada yang tahu.

Suatu saat ada seorang mahasiswa yang menyetorkan hafalannya ke ulama yang buta itu. Mahasiswa itu membaca Sampai pada ayat. ' 'athi'ullaha wa 'athi'uur rasulaa wa ulil amri.' mahasiswa itu berhenti.

kata ulama itu 'minkum!'

Lalu mahasiswa itu mengulang bacaannya ' wa ulil amri' lalu berhenti. Ulama buta itu berkata 'minkum!'

Mahasiswa itu berkata, 'tapi disini tidak tertulis minkum?' akhirnya ulama buta itu meminta mushaf yang dibaca si mahasiswa. Dan ulama itu memberikan mushaf itu pada kawannya untuk menceknya. Ternyata banyak ditemukan kesalahan di Al-Qur’an cetakan itu. Terbongkarlah semua usaha orang yang mau merubah Al-Qur’an dan jutaan exemplar Al-Qur’an yang beredar di Afrika dibakar karena diketahui palsu!

Allah berfirman. 'Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pasti menjaganya'

Banyak sekali yang saya ceritakan pada para pendeta itu, dan meraka banyak bertanya tentang Al-Qur’an.. Dan pada pertemuan berikutnya kita berkumpul lagi. Ada seseorang pendeta yang berkata 'Sekarang saya tidak hanya bertengkar dengan istriku lagi masalah Injil dia yang barnabas dan saya yang Matius. Sekarang saya jadi tidak bisa tidur bersama istriku lagi. Karena aku sekarang telah menjadi muslim'

4 pendeta itu akhirnya menyatakan dirinya menjadi muslim berkat hidayah dari Allah. Gereja yang dia pimpin dirubahnya menjadi masjid. Dan mereka sekarang menjadi para dai di jalan Allah.

Saudaraku. Al-Qur’an adalah sebesar-besarnya nikmat dari Allah bagi kita. Maka bacalah dan jadikan dia petunjuk dalam hidup ini. Sayang sekali bila kamu tidak berpegang teguh padanya padahal Allah telah memberikannya padamu.'

Al-Qur’an itu memang bener asli dan autentik! Sudah jelas kebenarannya. Hanya ada satu di dunia ini! Tidak terubah sedikit pun. Al-Qur’an adalah mata air segala ilmu.
Al-Qur’an berisi kebenaran yang pasti, laa raiba fiih. Di saat dunia ini semakin tidak jelas mana yang baik dan buruk. Kembali ke Al-Qur’an adalah solusi.

Sahabat semua. Saya Ingat apa yang dikatakan nabi pada kita.

Taroktu fiikum amraini lan tadhilluu abadan ma in tamassaktum bihimaa kitaaballahi wa sunnata rasuulihi'


'Aku tinggakan bagimu dua hal yang apabila kamu berpegang teguh padanya kamu tidak akan pernah tersesat selamanya. Al-Qur’an, dan sunnah rasul!'

No comments:

Post a Comment