Sunday, 18 January 2015

Filsafat Dosa

Saya ini mahasiswa filsafat, tapi saya sudah lama tidak menulis hal yang filosofis. Hahaha. Aduh, saya jadi merasa berdosa.
Oke untuk malam ini saya akan menulis hal filosofis. Hmmm, tentang apa ya? Oke. Karena saya merasa berdosa. Saya akan menulis tentang dosa.
Dosa. Apa itu dosa? Orang sekarang pasti akan bilang dosa itu perbuatan yang salah, keliru, dan akhirnya membuat hati pelakunya menjadi gelisah. Dosa adalah pelanggaran manusia terhadap hati nurani, keyakinan, atau kebenaran yang dianut. Dalam kosa kata Sartre itu disebut dengan Malafide atau Bad Faith.
Kalau kita lihat di KBBI. Dosa, dalam bahasa indonesia memiliki 2 arti
1 perbuatan yg melanggar hukum Tuhan atau agama. Misalnya pada kalimat “ya Tuhan, ampunilah segala dosa kami”
2 perbuatan salah (spt thd orang tua, adat, negara) Misalnya pada kalimat “perbuatan itu dapat dianggap sbg dosa besar thd nusa dan bangsa”
Oke, untuk contoh kalimat no 2 terkesan sangat lebay yah. Heuheu.
Nah, selama ini, tidak ada orang yang bertanya. Sebenarnya kata dosa itu berasal dari mana sih? Apakah kata dosa itu kosa kata asli Indonesia?
Dosa itu kata serapan dari bahasa sansakerta, dhosa. Artinya cairan. Wow? Kok aneh sih?
Saya serius. Dhosa itu artinya cairan. Orang India dulu percaya, di setiap tubuh manusia ada dhosa/cairan. Cairan dalam tubuh manusia ada 3 macam. Vata, cairan yang bersinar. Pitta, cairan yang panas dan asam. Kappa, cairan yang dingin dan manis.
Dhosa-dhosa di dalam tubuh mempengaruhi keadaan manusia. kalau dhosa dalam tubuh tidak seimbang, maka tubuh manusia akan terkena penyakit, kegelisahan, dan penderitaan. Cara penyembuhan dari dhosa yang tidak seimbang adalah dengan cara berpuasa dan beristirahat.
Dhosa mengalami pergeseran makna. Dhosa tadinya berarti cairan. Tapi karena ada kaitannya dengan penyakit, kegelisahan, dan penderitaan. Dhosa jadi identik dengan 3 hal tersebut. Sampai sekarang kita menggunakan kata dosa untuk perbuatan menyimpang yang menghasilkan rasa gelisah dan sakit hati.
Ketika saya tahu arti sesungguhnya dari kata dosa. Saya jadi ingat dengan kata humor. Sama seperti kata dosa. Humor memiliki arti cairan dan humor mengalami pergesaran makna.
Orang Eropa jaman dulu percaya setiap manusia memiliki humor/cairan di dalam tubuh. Humor/cairan ini mempengaruhi perbuatan manusia. ada 4 macam humor/cairan yaitu; sanguis, phlegmatis, melankolis, dan koleris. Cairan yang dominan di dalam tubuh akan menjadi karakter seseorang.
Dulu, ketika ada orang yang baik hati, ramah, dan suka menolong. Orang akan bilang padanya “You have a good humor”. Humor bergeser maknanya menjadi perangai yang baik. Lalu bergeser lagi maknanya menjadi sesuatu yang lucu dan membuat orang lain tertawa.
Aduh. Kok malah jadi bahas humor? oke. Kembali lagi ke bahasan kita, dosa.
Dosa itu ketidakseimbangan antara mental dan aktual. Kita merasa berdosa ketika apa yang kita percaya, kita yakini, kita jadikan prinsip ternyata tidak selaras dengan perkataan dan perbuatan kita. misalkan ketika kita berbohong atau ketika bertindak dengan perbuatan yang tidak sesuai dengan prinsip.
Dosa juga bisa datang karena ketidakseimbangan dalam hidup. misalkan karena terlalu banyak belajar dan lupa main. Terlalu serius dan lupa untuk tertawa. Terlalu fokus pada tujuan hingga lupa untuk bertindak spontan sekali-kali. Ketidak seimbangan ini membuat kita stres, depresi, sakit, merana, gundah, galau, gelisah, menderita, dan nestapa.
Jadi sebenarnya kita adalah seorang avatar bagi diri masing-masing. Tugas kita adalah menjaga keseimbangan. Keseimbangan diri atau bahkan dunia. Seperti kaidah ushul fiqh bilang; ‘Khairul umuri ausathuha.’ Sebaik-baiknya perkara adalah perkara yang moderat, ada di tengah-tengah, alias seimbang’
Jadi, kalau kamu mau terhindar dari dosa. Kamu mesti berusaha mencari keseimbangan, mencari harmoni. Move on dari chaos menuju cosmos. Atau sekali-kali dari cosmos berpindah menuju chaos. Ya atur-aturlah supaya seimbang.
Begitulah tulisan saya malam ini. semoga filosofis ya. saya sudah bosan merasa berdosa. ngahaha

1 comment: