Tuesday, 18 March 2014

Belajar Menanam Cabe-cabean

Jadi ceritanya ketika saya belajar di Syria, ada mata pelajaran hasub (komputer). Ketika ujian, siswa dites wawasan dan pengetahuannya tentang komputer. Materinya menggunakan bahasa Arab. Sangat sulit sekali, banyak istilah-istilah teknis yang baru dan mesti kita hafal. 

Contoh soalnya begini. “bagaimana cara menyimpan tulisan kita di microsoft word ke dokumen?”. Nah, kita mesti menjawab langkah demi langkahnya dengan bahasa arab. 

Banyak siswa yang merasa pelajaran komputer ini buang-buang waktu dan tidak berguna. Teman Rusia saya bilang “Kita ke Syria ini untuk belajar Islam, bukan belajar beginian?”.
 
Teman-teman dari Eropa pun mengeluh. “yang begini sih kami sudah jago prakteknya, buat apa saya belajar teorinya dan memakai bahasa Arab pula. Wasting time!”


Semua siswa tidak suka pelajaran komputer ini. Sehingga mereka cuek dengan pelajaran ini dan sering bolos. Saya sih biasa-biasa saja. Saya belajar dengan baik dan menikmatinya. Lucu juga belajar komputer di Arab. Banyak bahasa inggris yang dipaksakan jadi bahasa Arab. Dan ketika saya menuliskannya dalam bahasa Arab, saya kadang cekikan tertawa. Window jadi وندوز. Computer jadi كمبويتر. Virus jadi فيروز. masih banyak lagi yang aneh-aneh.

Awalnya, Pelajaran ini nampak tidak berguna. Tapi minggu kemarin, saya merasakan manfaat dari belajar komputer di Arab. Saya mendapat kerjaan dari Mizan Application Publisher untuk menerjemahkan Terms and Condition Aplikasi SmartPhone Hafizh ke bahasa Arab. Ada beberapa lembar yang mesti saya terjemahkan dan banyak kata-kata teknis mengenai komputer di teks tersebut. Apa yang saya pelajari akhirnya terpakai dan saya jadi mudah menerjemahkan teks yang menjadi tugas saya. 

Gara-gara kejadian ini, saya jadi teringat dengan pesan mamah saya. kata mamah saya. belajar itu tidak seperti makan cabe. Klo kita makan cabe, kita akan segera merasakan akibatnya. Langsung pedas di mulut dan sakit perut. 

Belajar itu seperti kita menanam cabe. Kita tidak akan langsung mendapatkan keuntungannya. Kita akan disuruh menunggu lama dan sabar dalam proses. Hingga pada suatu hari nanti kita akan menuai panen cabe lalu dijual dan menghasilkan keuntungan yang besar.

Nasihat mamah saya ada benarnya juga. Ketika saya belajar komputer, saya tidak tahu ilmu mengenai komputer ini akan dipakai apa. Ternyata 2 tahun kemudian saya mendapat job yang berkenaan dengan ilmu yang saya dapat di Syria. Subhanallah. Saya bersyukur ketika di Syria, saya belajar dengan baik dan tidak bolos dalam pelajaran komputer.

Steve Jobs ketika kuliah, dia mendapat pelajaran tentang kaligrafi. Dia tidak tahu ilmu yang dia dapat untuk apa. Tapi ia jalani dengan serius. 10 tahun kemudian ketika dia membuat Komputer machintos. Ilmu kaligrafi ini memberikan manfaat. Gara-gara dia pernah belajar kaligrafi. Typography Machintos jadi lebih indah dan akhirnya ditiru oleh komputer windows.

Alhamdulillah. Pekerjaan menerjemah itu selesai. Saya dibayar perkarakter/perhuruf 25 perak. Lumayan untuk memperkaya diri. Hahaha. Nanti akan ada tugas menerjemah lagi. Asyik betul ya.

Pesan saya untuk teman-teman dan diri saya sendiri. Mungkin kita merasa apa yang sekarang kita pelajari itu tidak penting dan tidak berguna. Tapi tetaplah belajar dengan baik. Kita tidak tahu masa depan akan bagimana. Siapa tahu ilmu yang kita pelajari sekarang itu akan membantu kita. 


belajar itu investasi dan dia tidak akan mengkhianati kita. Allah memberi kita pelajaran untuk bekal supaya kita bisa sukses menghadapi ujian, tugas, dan kerjaan. pelajaran yang disuguhkan sekarang, itu berguna untuk masa depan. Jangan banyak mengeluh. Nikmati dan terus belajar. Belajar itu ibadah ^^9

No comments:

Post a Comment