Tuesday, 25 February 2014

Saat aku ingusan dulu

Walau saya sekarang besar banget,  saya berani sumpah pocong,  dulu saya pernah kecil.

Saya anak imut, ini bukan narsis, tapi survei membuktikan. Keimutan saya diakui oleh ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah di taman kanak-kanak. Saya dibilang ‘incu Suharto’. Karena saya ganteng dan mirip pejabat sedari kecil.

Seragam TK saya berwarna kuning ditambah dengan sifat saya yang cengengesan dan tidak mau diam, sungguh mirip sekali dengan spongebob. Tapi saya setiap pergi sekolah gak bilang “akuuu siaap. Aku siaap!” engga. Dan guru saya pun bukan nyonya Puff. Catat itu!

Saya menikmati hidup dengan ceria. Setiap pagi di TK saya main ayunan dan prosotan. Juga main koresel yang muter-muter sampai pusing. 3 kali seminggu saya bikin nangis temen perempuan saya di TK. Maklum jail. Nah, Sekarang jadi karma. ketika remaja saya dibuat nangis perempuan. -,- karena patah hati. Karma itu ada sob. Hahaha



Awal saya belajar di TK. Saya sok tahu banget. Ibu guru berkata di depan kelas.

“Ayo anak-anak, siapa yang tahu nama-nama hari?”

Dengan kampret dan percaya diri saya angkat tangan dan berteriak.

 “HARI HARIMAUU BUU!!”

-,-

Dodol banget lo nan. nama-nama hari itu senin selasa rabu kamis jumat. sabtu minggu aku untukmu.

Karena kedodolan saya ini, saya di TK 3 tahun. nol kecil, nol besar, nol jumboooo. Walau sudah 3 tahun di TK. Saya tak kunjung lancar membaca. Dasar anak bodoh.

###

Saya dulu dancer. saya gak ngerti, kenapa setiap akhir semester anak-anak TK disuruh nari atau joget. Jadi saya nari deh.

Jaman itu lagi musim lagu Ricky Martin. Soundtraknya piala dunia 1998. Gol gol gol. Ale ale ale. Ceritanya saya lagi di belakang tirai, sebentar lagi mau pentas. Tiba-tiba temen saya namanya si Gilang bisik-bisik sambil riweuh ke saya.

“Nan! nan! nan!. itu ada mang miskar!!” mang miskar itu mang becak yang suka jemput saya sama Gilang. Karena si Gilang ini riweuh banget. Saya jadi penasaran.

“Mana lang? Mana lang?” saya semanget

“itu di depan!!”

Kami yang ada dibalik tirai jadi nongol sebelum tampil. Yang nongol kepalanya doang. Kepala Ginan yang imut dan Gilang nyari-nyari di mana mang Miskar berada. Setelah ketemu, Begonya kami malah teriak bareng.

“MAAANGGG MISKAAAR!! NI KITA KITA MAU TAMPIIILLLL!!”

Kampreett. Untung masa kecil saya tak punya urat malu. Mamah saya yang liat kelakuan saya diatas panggung langsung tigubrak dari kursi. -,-. Hadirin pada ketawa.

.... maafin anakmu mamah .... bukan salahmu mengandung

#####

Setiap pulang sekolah baju saya selalu kotor. Saya tidak ngerti kenapa. Lalu dasi TK yang saya pakai selalu basah. Karena sering saya emut. Aduh nan. jorok banget kamu.

Suatu masa, ada anak namanya Bono. Dia jeger TK. Anak yang nakal banget dan sering buat nangis teman-teman saya di TK. Setiap hari selalu bikin nangis orang, lebih dari satu pula. Banyak ibu-ibu yang resah dengan kelakukan si Bono ini. Anaknya disuntrunginlah, dijegal kakinya sampai jatuh, dipukul, tangannya dipelintir. Pokoknya Bono ini jahat banget.

Sampai pada suatu hari ibu-ibu yang jadi korban kejahatan Bono itu memanggil saya. saya disuruh untuk lawan Bono. Ibu-ibu percaya pada saya, saya bisa mengalahkan si Bono yang kampret itu.

“Ayo Ginan! Ayoo.. lawan si Bono. Ginan mah pasti bisa lawan dia!” kata ibu-ibu.

Dengar itu saya sih stay cool aja. Dan gak terlalu nanggepin. Sampai suatu hari sahabat saya namanya Feby jadi korban kejahatan si Bono. Dia dilempari batu dan kena keningnya. Kening feby mengucurkan darah dan dia menangis. “Tolong aku Ginan...” kata dia sambil merintih.

Sebagai anak yang kecanduan menonton power ranger, ultraman, kesatria baja hitam, dan lahir pada hari pahlawan. 10 November. Saya merasa terpanggil untuk memembasmi kejahatan. Bono sialan. Temanku kau sakiti. Awas kau ya!

Saya datangi si Bono. Saya tanya dia. “kamu apain si Feby heh?”. Dia malah ketawa kayak monster-monster di power ranger. Saya jadi makin kesel. Lalu saya bilang

“bedebah kau.. enyahhlah!” ya ampun itu kata-kata dari mana ya kok saya bisa bilang begitu? Oh mungkin karena nonton Wiro Sableng di RCTI.

Saya melayangkan tinju pada si Bono. Nama tinjunya katak terbang. Dia menangkis dengan menangkap kepalan tangan saya. sial. Saya langsung melayangkan jurus harimau membuka jalan. kaki saya menyapu lantai. Syaaah. Bono terlambat menghindar dan dia terjatuh.

Ibu-ibu yang liat saya berhasil buat Bono jatuh. Pada sorak sorai gembira. Dan menyemangti jadi pom pom girl

“Ayo Ginan! Semangat incu Suhartoooooo!!”

Bono bangkit, dia menggunakan jurus monyet jelek meninju orang ganteng. Jelas saya bisa mengelak. Lalu saya dorong dia. Dia mental sekitar 1 meter. Cleenggg. Dia ngacleng.

Ibu-ibu makin heboh lagi

“Maju maju Nan-katsu. Ayo ayo nan-katsu”

Eh kayaknya bukan gitu deh. Itu mah nyemangatin timnya si Tsubasa.

“Ayo naaannn.. lagi lagi. Hajar aja si Bono”

Si Bono lari ke arah saya dengan sangat kencang. Dia menerjang seperti singa lapar yang belum buka puasa sunah senin kamis. Ketika Bono sudah sangat dekat dengan saya, Saya dengan sangat lihai dan lincah. Ngapain? Tiduran.

Di Bono yang larinya kenceng banget itu kaget. Dia jadi kesandung badan saya. ahahahahahaha. Rasain lo Bono! nampaknya Dia belom tahu jurus polisi tidur.

Kali ini dia ngacleng 5 meter dan nabrak pager. Kasin deh lo Bono. Itulah balasan orang yang jahat.

Hari itu saya jadi pahlawan. Ibu-ibu tepuk tangan. Lalu saya sok-sok membersihkan debu dari baju saya dan mengacungkan jempol ke arah ibu ibu. (y)

Semenjak itu Bono jadi kapok dan tak jahil lagi pada orang-orang. Dia jadi murid pendiam. Dia jadi berteman baik dengan saya.

####

Itulah masa TK saya. semoga bisa dijadikan hikmah dan pelajaran. Karena pada dasarnya negara kita adalah negara yang berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Hidup Indonesia!

“gak nyambung nan!” kata Bono

“oh ya? Yaudah Bon. Kita akhiri tulisan ini”

Salam Anak TK!

No comments:

Post a Comment