Walau saya sekarang besar banget,
saya berani sumpah pocong, dulu saya pernah kecil.
“HARI HARIMAUU BUU!!”
Saya anak imut, ini bukan narsis,
tapi survei membuktikan. Keimutan saya diakui oleh ibu-ibu yang mengantar
anaknya sekolah di taman kanak-kanak. Saya dibilang ‘incu Suharto’. Karena saya
ganteng dan mirip pejabat sedari kecil.
Seragam TK saya berwarna kuning
ditambah dengan sifat saya yang cengengesan dan tidak mau diam, sungguh mirip
sekali dengan spongebob. Tapi saya setiap pergi sekolah gak bilang “akuuu
siaap. Aku siaap!” engga. Dan guru saya pun bukan nyonya Puff. Catat itu!
Saya menikmati hidup dengan
ceria. Setiap pagi di TK saya main ayunan dan prosotan. Juga main koresel yang muter-muter
sampai pusing. 3 kali seminggu saya bikin nangis temen perempuan saya di TK. Maklum
jail. Nah, Sekarang jadi karma. ketika remaja saya dibuat nangis perempuan. -,-
karena patah hati. Karma itu ada sob. Hahaha
Awal saya belajar di TK. Saya sok
tahu banget. Ibu guru berkata di depan kelas.
“Ayo anak-anak, siapa yang tahu
nama-nama hari?”
Dengan kampret dan percaya diri
saya angkat tangan dan berteriak.
-,-
Dodol banget lo nan. nama-nama
hari itu senin selasa rabu kamis jumat. sabtu minggu aku untukmu.
Karena kedodolan saya ini, saya
di TK 3 tahun. nol kecil, nol besar, nol jumboooo. Walau sudah 3 tahun di TK. Saya
tak kunjung lancar membaca. Dasar anak bodoh.
###
Saya dulu dancer. saya gak
ngerti, kenapa setiap akhir semester anak-anak TK disuruh nari atau joget. Jadi
saya nari deh.
Jaman itu lagi musim lagu Ricky
Martin. Soundtraknya piala dunia 1998. Gol gol gol. Ale ale ale. Ceritanya saya
lagi di belakang tirai, sebentar lagi mau pentas. Tiba-tiba temen saya namanya
si Gilang bisik-bisik sambil riweuh ke saya.
“Nan! nan! nan!. itu ada mang
miskar!!” mang miskar itu mang becak yang suka jemput saya sama Gilang. Karena si
Gilang ini riweuh banget. Saya jadi penasaran.
“Mana lang? Mana lang?” saya
semanget
“itu di depan!!”
Kami yang ada dibalik tirai jadi
nongol sebelum tampil. Yang nongol kepalanya doang. Kepala Ginan yang imut dan
Gilang nyari-nyari di mana mang Miskar berada. Setelah ketemu, Begonya kami
malah teriak bareng.
“MAAANGGG MISKAAAR!! NI KITA KITA
MAU TAMPIIILLLL!!”
Kampreett. Untung masa kecil saya
tak punya urat malu. Mamah saya yang liat kelakuan saya diatas panggung langsung
tigubrak dari kursi. -,-. Hadirin pada ketawa.
.... maafin anakmu mamah ....
bukan salahmu mengandung
#####
Setiap pulang sekolah baju saya
selalu kotor. Saya tidak ngerti kenapa. Lalu dasi TK yang saya pakai selalu
basah. Karena sering saya emut. Aduh nan. jorok banget kamu.
Suatu masa, ada anak namanya
Bono. Dia jeger TK. Anak yang nakal banget dan sering buat nangis teman-teman
saya di TK. Setiap hari selalu bikin nangis orang, lebih dari satu pula. Banyak
ibu-ibu yang resah dengan kelakukan si Bono ini. Anaknya disuntrunginlah,
dijegal kakinya sampai jatuh, dipukul, tangannya dipelintir. Pokoknya Bono ini
jahat banget.
Sampai pada suatu hari ibu-ibu yang
jadi korban kejahatan Bono itu memanggil saya. saya disuruh untuk lawan Bono. Ibu-ibu
percaya pada saya, saya bisa mengalahkan si Bono yang kampret itu.
“Ayo Ginan! Ayoo.. lawan si Bono.
Ginan mah pasti bisa lawan dia!” kata ibu-ibu.
Dengar itu saya sih stay cool
aja. Dan gak terlalu nanggepin. Sampai suatu hari sahabat saya namanya Feby
jadi korban kejahatan si Bono. Dia dilempari batu dan kena keningnya. Kening
feby mengucurkan darah dan dia menangis. “Tolong aku Ginan...” kata dia sambil
merintih.
Sebagai anak yang kecanduan
menonton power ranger, ultraman, kesatria baja hitam, dan lahir pada hari
pahlawan. 10 November. Saya merasa terpanggil untuk memembasmi kejahatan. Bono
sialan. Temanku kau sakiti. Awas kau ya!
Saya datangi si Bono. Saya tanya
dia. “kamu apain si Feby heh?”. Dia malah ketawa kayak monster-monster di power
ranger. Saya jadi makin kesel. Lalu saya bilang
“bedebah kau.. enyahhlah!” ya
ampun itu kata-kata dari mana ya kok saya bisa bilang begitu? Oh mungkin karena
nonton Wiro Sableng di RCTI.
Saya melayangkan tinju pada si
Bono. Nama tinjunya katak terbang. Dia menangkis dengan menangkap kepalan
tangan saya. sial. Saya langsung melayangkan jurus harimau membuka jalan. kaki
saya menyapu lantai. Syaaah. Bono terlambat menghindar dan dia terjatuh.
Ibu-ibu yang liat saya berhasil
buat Bono jatuh. Pada sorak sorai gembira. Dan menyemangti jadi pom pom girl
“Ayo Ginan! Semangat incu
Suhartoooooo!!”
Bono bangkit, dia menggunakan
jurus monyet jelek meninju orang ganteng. Jelas saya bisa mengelak. Lalu saya
dorong dia. Dia mental sekitar 1 meter. Cleenggg. Dia ngacleng.
Ibu-ibu makin heboh lagi
“Maju maju Nan-katsu. Ayo ayo
nan-katsu”
Eh kayaknya bukan gitu deh. Itu mah
nyemangatin timnya si Tsubasa.
“Ayo naaannn.. lagi lagi. Hajar aja
si Bono”
Si Bono lari ke arah saya dengan
sangat kencang. Dia menerjang seperti singa lapar yang belum buka puasa sunah
senin kamis. Ketika Bono sudah sangat dekat dengan saya, Saya dengan sangat
lihai dan lincah. Ngapain? Tiduran.
Di Bono yang larinya kenceng
banget itu kaget. Dia jadi kesandung badan saya. ahahahahahaha. Rasain lo Bono!
nampaknya Dia belom tahu jurus polisi tidur.
Kali ini dia ngacleng 5 meter dan
nabrak pager. Kasin deh lo Bono. Itulah balasan orang yang jahat.
Hari itu saya jadi pahlawan. Ibu-ibu
tepuk tangan. Lalu saya sok-sok membersihkan debu dari baju saya dan
mengacungkan jempol ke arah ibu ibu. (y)
Semenjak itu Bono jadi kapok dan
tak jahil lagi pada orang-orang. Dia jadi murid pendiam. Dia jadi berteman baik
dengan saya.
####
Itulah masa TK saya. semoga bisa dijadikan
hikmah dan pelajaran. Karena pada dasarnya negara kita adalah negara yang
berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Hidup Indonesia!
“gak nyambung nan!” kata Bono
“oh ya? Yaudah Bon. Kita akhiri
tulisan ini”
Salam Anak TK!
No comments:
Post a Comment