Sunday, 22 April 2012

Perdamaian : apa yang dijauhi dan apa yg mesti dilakuka

Perdamaian : apa yang dijauhi dan apa yg mesti dilakukan

by Ginan Aulia Rahman on Sunday, October 30, 2011 at 11:40pm ·
Perang. Apakah perang lawan kata damai?

Apakah arti damai itu sendiri?

Damai merasa aman, nyaman, tentram. Jauh dari hal hal yg menyakiti dan melukai.

Sedang yang namanya luka. Ada luka bathin, ada luka jiwa, ada luka fisik, ada luka sosial, luka ekonomi, luka moral, luka hati. Banyak sekali.

kembali ke masalah perang. Jd perang itu sebagian hal yang mengganggu perdamaian. Dalam perang bisa melukai manusia secara fisik, jiwa, hati, ekonomi.

Ya, itu hal yang sangat besar dan terlihat. Perang benar2 harus kita jauhi. Sebenarnya perang itu menurut saya. Adalah hasil akumulasi hal hal yg kecil yg melukai, akhirnya menjadi besar.

Menahan perang dengan kita datang langsung kesana, ikut melawan yg dzalim. Saya rasa hanya akan menambah jumlah orang-orang yang mati dalam tabel statistik para jurnalis yg sering juga dimanipulasi. Mending kita mulai berhenti melukai orang2 terdekat kita, orang disamping kita dll.

Ghibah. Menceritakan kejelekan orang lain dibelakang org itu. Kita mesti menghindarinya. Bila kita menceritakannya dan diketahui orang tersebut. Maka ia akan terluka hatinya. Bila tidak ketahuan pun kita telah melukai imagenya didepan orang-orang. Dengan melakukan ghibah. Berarti kita anti kedamaian..
Ceritakanlah hal hal positif tentang orang lain. Apabila ada kesalahan, nasehatilah langsung ke orangnya dengan lemah lembut dan kasih sayang. Perdamaian akan kita rasakan dengan itu.

Menghina adalah hal yg paling hina. Menghina adalah simbol kelemahan dan ketidak berdayaan seseorang. Tidak bisa menjadi lebih baik, maka kita berusaha mengkerdilkan orang lain dengan menghina? Menghina itu tanda tak mampu. Dengan menghina kita melukai orang lain, hatinya juga martabatnya. Menghina juga mengotori lidah kita sendiri. Siapa yg suka menghina, dia anti perdamain. Org yang anti perdamaian tak pantas untuk tinggal di bumi, karena di bumi tempatnya saling menyayangi antar bangsa, suku. Kita hidup dalam masyrakat, melukai orang lain berarti ngajak ribut pada masyarakat. Maka lebih baik lenyap saja org yg suka menghina itu.

Kedamaian oleng juga karena kita tidak bisa sepakat bahwa kita tidak sepakat. Sering pendapat kita berbeda dengan orang lain. Dan betapa inginnya mereka sependapat dengan kita, sampai kadang memaksa. Itu tidak baik. Dari sana timbul pertempuran. Debat kecil, besar sampai tonjok-tonjokan. Kita mesti lebih dewasa menghadapi perbedaan pendapat. Caranya. Dengan tidak belajar setengah2. Belajar, tapi setengah2. Bukannya menjadikan kita pintar, malah jadi merusak diri kita. Fanatik pada pemahaman sendiri yang sempit dan timbul kesombongan : tidak mau menerima pendapat/sudut pandang lain.

Untuk mendapat perdamaian, kita mesti memiliki kecepatan dalam beradaptasi. Yang saya amati. Setiap orang yang menghadapi sesuatu hal yang baru biasanya shock. Dengan chock itu hidup dia tidak stabil, Dan jalannya oleng. Nubruk sana sani. Punya masalah dengan orang lain. Ketika kita baru kenal dengan orang lain sekedar nama. Kita berusaha mengenal mereka dengan prasangka2 sendiri yang sebenarnya tidak benar. Akhirnya kita benci, sebal sebelum tahu apa yg sesungguhnya. Kelambatan kemampuan untuk mengenal dan akrab pada sesuatu yang baru itu masalah. Untuk mengatasi masalah itu, kita harus melatih diri kita untuk terbuka dengan hal yang baru, membiasakan diri mengenal orang lain dan memahaminya dengan objektif.

Saling menyayangi dan menebarkan salam. Itulah dua hal yg mesti kita lakukan setelah menjauhi segala penyakit2 yg menghambat perdamaian tadi..

No comments:

Post a Comment