Sunday, 22 April 2012

Merindukan pelangi

Merindukan pelangi

by Ginan Aulia Rahman on Wednesday, October 5, 2011 at 4:05pm ·
Dimeja ada gelas berkopi. Kopi aljazair. Seruput kopi aljazair.. Puuaaaaaahhhh.. Pait! Tapi tak sepait hidup.. Hidup yang dipait paitkan..

Salah siapa minum kopi org yg lidahnya edan? Dengan alat asing seperti blender. Kopi direbus. Bukan dituangkan ke gelas, lalu disiram air panas. Bukan. Tapi direbus dengan air yang super sedikit. Pait minta ampun. Setelah siap, mendidih. Kopi itu dituangkan di gelas. Silakan mau tambah air atau susu, sesuai seleramu..

Pagi bulan ini. Dingin. September dulu tak seperti ini. September yang dulu panas, ganas dan menyengat.

Saya suntuk. Harus ngobrol sama siapa pagi ini? Yang ada dihadapan saya hanya ada mangkok indomie dan sendok. Ah.. Apa menariknya ngobrol sama mereka? Mereka hanya tahu minya, mie dan bumbunya.

Dipunggung mangkok itu ada tulisan 'made in china'. Oh china. Saya jadi inget klo mata saya sipit. Dengan kepala saya sekarang yang botak. Tiap jalan pasti diteriakin anak kecil. 'shiiiiiiiin!!!!!' 'ni haaau ni haaaau'

saya keluar, melihat langit. Oh dia biru.

'langit, kenapa kau biru?'

'aku biru. Itu untuk matamu'

'lho kok untuk mataku?'

'iyaa. Tuhan yang melukisku. Dia tahu dan maha tahu. Bahwa matamu akan nyaman melihatku bila aku berwarna biru'

'hmm.. Ya.. Alhamdulillah'

saya melambaikan tangan kelangit. Ada merpati disana. Terbang berputar-putar. Entah apa. Mungkin menghangatkan tubuh. Atau iseng. Ah daripada penasaran. Saya bertanya dengan teriak..

'hei merpati damaskus.. Ngapain kalian terbang muter2 begitu?'

burung merpati, salah satu dari mereka terbang rendah.. Menghampiri saya.

'gini nan, kami ini terbang mutar2 begitu untukmu'

'untukku?'

'tentu... Kami berputar beribadah pada Allah. Sengaja kami terbang tinggi agar bisa kamu lihat. Agar jadi contoh untukmu. Bagaimana kamu beribadah dimanapun kapanpun. Pagi hari. Siang hari. Sore nanti. Di tanah atau diudara.'

'hmmmm.. Alhamdulillah'
saya masuk ke asrama orang.. Ada tidur. Maksud saya ada yang tidur. Saiful mubarak. Dia tidur sambil ngelindur
'syarat tayamum ada tiga'

buset nih orang. Ngelindur pelajaran fiqh!

'yang pertama, telah masuk waktu shalat' dia garuk2 paha lalu melanjutkan

'yang kedua. Dengan tanah yang khalis. Yg ketiga, tidak menemukan air atau sakit'

nyamnyam.. Tidur lagi dia. Groookgrooookk..

Ah.. Saya alias aku. Tiba2 terlinta. Bagaimana caranya biar banyak duit? Aneh memang. Duit itu selalu diam2 masuk ke dalam pikiran. Diam diam. Tanpa suara, tapi bikin pusing dan bising.

Oh saya yang ingin jadi penulis. Tapi tidak mau menulis.
Saya yang pelajar, tapi tidak mau belajar. Saya ingin tanpa mau. Langsung saja menulis. Langsung saja belajar.

Kemarin saya buka jendela. Langit sore itu membuat saya kangen sama pelangi. Oh pelangi. Di bumi sebelah mana kamu bersembunyi. Tampilkan warna warni. Langit syria sangat malas untuk hujan. Maka pelangi ikut malas2an datang.

Aku juga jadi kangen dan rindu. Aku kangen dikangenin. Aku rindu dirinduin. Kenapa sih manusia selalu ingin dicintai dan disayangi seseorang? Padahal tadi saya sudah sedikit ngobrol dengan langit. Dia biru untukku. Merpati dia terbang untukku. Masih butuh cinta sebesar apa lagi? Oh seperti dehidrasi. Aku perlu di inpus. Inpus cinta. Halah. Cinta. Apa sih?

Ini sebenarnya hanya mengungkapkan sinyal dalam dada. Yang tak tahu mengisyaratkan apa. Ada perasaan ingin. Tapi ingin apa?? Ada perasaan hilang, tapi hilang apa??

Ingin menenggelamkan diri dalam buku buku. Saya ga mau tenggelam terus pada hati yang selalu ragu.. Mungkin dengan masuk samudra ilmu... Saya akan temukan. Jawaban dari setiap pertanyaanku. Sesuatu yang bisa mengisi lubang hatiku

No comments:

Post a Comment