Friday, 20 April 2012

Apa yang mesti kita lakukan dalam hidup?

Lahir seorang kedunia. Dia datang sendiri, sambil menangis. Teriakan pertamanya di dunia. Datang dengan sangat lemah. 

Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Tidak memiliki apapun selain dirinya dan tangisannya. 

Secara ajaib keadaan itu bukan halangan untuk hidup. Dia Bisa tetap sehat sampai ia bisa mengucapkan ibu, sampai dia kuat untuk berjalan. Jadi orang bilang bahwa syarat untuk hidup mesti kuat, kita hadir pertama kali tidak dengan keadaan itu. Kita sangat lemah dan bisa tetap hidup sehat. 

Apa yang menggerakkan orang disekitar messuport bayi yang lemah untuk hidup? Kita dianugrahi seorang ibu dan ayah. Mereka berdua sangat mencintai kita. Apa yang kita butuhkan, inginkan. Semua terpenuhi diusahakan oleh ayah ibu. Dan segalanya. Hidup jadi hal balas budi nanti setelah kita besar. 

Anak kecil tidak berpikir untuk apa hidup? Mereka tidak butuh pertanyaan itu. Mereka sedang mengalaminya dan tidak hilang kesadaran, hingga dia bisa mendapat kenikmatan segala hal yang baru. 

Fase kehidupan.. Lahir. Saat itu kita tidak bisa merencanakan hidup apa dan mesti bagaimana, kita hanya belajar dengan segala apa yang kita temui. 

Seorang bayi, akan belajar dengan segala apa yang ada di hadapannya. Jdi ada baiknya orang tua memberi banyak hal baru dihadapannya. 

Fase lahir sampai 2 tahun. Itu murni nasib si anak. Dan usaha si orang tua untuk melakukan sesuatu. 

Anak kecil 3 - 10 tahun masa bermain. Orang tua masih berperan besar untuk perkembangan pengetahuan, kebiasaan, prilaku anak. Anak akan mencontoh apa yang dia lihat. Lingkungan mesti di-set agar jadi yang inspiratif dan bagus untuk anak. 

Anak sendiri apakah sudah rasional dalam usia ini? Aku rasa tidak. Aku mengalaminya, dan aku belum rasional saat itu. Butuh riset yang mendalam untuk mendapatkan hasil yang akurat. 

11 - 18, manusia harus mulai mandiri dalam belajar. Mesti punya rencana apa yang ingin dia tahu. Orang tua bisa membimbingnya, dan tentu menfasilitasi. 

Anak seusia ini mesti banyak sekali belajar, agar kehidupan lepas fase ini akan jauh lebih mudah. Karena setelah ini dia akan mengalami titik tanggung jawab, dan mulai bersinggungan dengan kehidupan yang melibatkan orang banyak, ketika dia punya pengetahuan yang banyak, dia bisa melalui fase berikutnya dengan pengetahuan. Dia tidak akan salah jalan. 

Membaca, mencari skill hidup, seperti, menulis, bicara di depan publik, komunikasi, berpikir induksi deduksi, berpikir divergen dan konvergen. Skill yang mesti dimiliki. 

Untuk selanjutnya. Manusia mesti terus belajar dan mencari tahu, dengan modal yang telah dimilikinya itu, semua akan berjalan dengan mudah. 

Manusia menciptakan kebaikan. Membuat dunia jadi lebih baik sesuai dengan apa yang diyakininya baik. 

Manusia tidak hanya berpikir tentang bagaimana hidup yang baik tapi juga mesti berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Mengaktualisasikan diri dengan rutin. Evaluasi, instropeksi, berjuang lebih hebat lagi. Semangat ingin tahu, semuanya baru jangan sampai hilang dari dirinya. Harus seperti dia saat kecil. Hingga hidup ini dijalankan dengan kesadaran. 

Semua yang dilakukan manusia harus memiliki alasan yang jelas, jangan hanya mengalir begitu saja tanpa pemikiran. Kenapa aku mengerjakannya? Untuk apa? Apakah sangat penting hingga aku mengerjakan ini? Pertanyaan itu mesti selalu ada. 

Manusia fase ini. Banyak yang tidak tahu, bahwa dia mulai kehilangan kendali dalam hidupnya, semua jadi berjalan diluar dirinya, dia jadi makhluk yang setengah hidup. Mencari arti sebanyak banyaknya dengan banyak bertanya dan menjawab sebisanya. 

Menghilangkan keraguan adalah sebuah perjuangan, dia akan banyak diserang pesimis, tapi rasa ingin tahu mengalahkannya. 

Manusia yang baik adalah yang bisa selalu bisa belajar dari apapun. Dari terang atau gelap. Dari kering atau basah. Dari kelam suramnya hidup, dia bisa lebih menikmati mandi cahaya jika dia terus memupuk rasa ingin tahu tentang hal hal yang penting bagi dirinya. Untuk apa semua ini? Untuk hidup yang lebih bermakna.. Dan berguna. 

Ini masalah eksistensi juga. Apakah kamu ada? Menurut dirimu sendiri, dan menurut orang lain. Menurut diri sendiri bisa didapat lewat terus mendampingi diri sendiri dengan kesadaran, pertanyaan dan pilihan-pilihan. 

Keberadaan menurut orang lain itu didapat lewat kontribusi, hubungan sosial yang menguntungkan orang lain, perjuangan menegakkan keadilan. Ketika dewasa. Hidup jadi masalah pembuktian. Apakah kamu ada? Bagi dirimu, bagi selain kamu.

No comments:

Post a Comment