Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita
Tak ada suara
Dari mulut kita
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab tiba
Bila harinya
Tanggung jawab tiba
Bait-bait tersebut adalah lirik lagu karya Taufik Ismail dan
dinyanyikan oleh Chrisye. Sebuah gambaran hari berkumpul seluruh manusia di
padang Mahsyar terinspirasi dari Surat Yasin ayat 65
“Pada hari ini kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan
berkata kepada kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan”
Kita akan berkumpul di hadapan Allah mempertanggungjawabkan
seluruh perbuatan kita. Kita tak bisa berbohong, mulut kita akan terkunci.
Seluruh bagian tubuh kita akan berbicara tentang apa yang mereka lakukan. Kita
tak bisa mengelak dan membela diri.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat(balasan)nya pula”(Az-Zalzalah 7-8)
Kebaikan kita akan Allah perlihatkan secara detail, bahkan
sampai yang terkecil sekalipun tak akan luput. Begitu pula kejahatan dan
keburukan akan Allah perlihatkan secara gamblang dan rinci. Kita hanya bisa
membenci diri, mengapa selagi hidup tak sungguh-sungguh menjaga suci?
Mengerikan. Sungguh mengerikan. Membayangkan pengadilan
akhir membuat kita takut setengah mati. Maka mulailah dari sekarang melakukan
kebaikan tiada henti. Isilah waktu dengan ibadah setulus hati. Bersedekahlah
sebisa mungkin. Rasulullah bersabda “selamatkanlah dirimu dari neraka walau
dengan sebutir kurma”
Jangan pernah sia-siakan kesempatan berbuat baik sekecil
apapun, karena kita akan melihatnya kelak di akhirat. Justru amalan kecil dan
sederhana inilah yang akan menjadi penolong diri. Dalam setiap perbuatan
sederhana tak ada pamrih dan tak ada hasrat ingin dipuji. Amalan kecil biasanya
tulus dari hati.
Hari perhitungan dan pembalasan adalah hari yang penuh
penyesalan. Jangankan orang banyak dosa, bahkan orang yang baik amalnya pun
akan menyesal. Mereka akan menyesali mengapa dulu di dunia tak sungguh-sungguh
berbuat baik. Mengapa dulu tak secara total menebar manfaat dan mengejar ridho
Allah. Kalaulah dulu dia lebih baik dalam mengerjakan amal dan usaha, maka
nasibnya akan lebih baik di alam baqa. Tapi semua telah usai dan selesai.
Lembaran kertas amal telah kering dari tinta. Semua amalan baik dan buruk sudah
tercatat secara sempurna.
Coba renungkan, apa yang sering kita pinta dari Allah?
Kebaikan dunia atau kebaikan akhirat? Menangis untuk mendapatkan kebaikan dunia
amatlah sepele. Rasulullah pernah bersabda. Perumpamaan dunia dan akhirat
ibarat kita mencelupkan jari kita ke samudra kemudian menariknya. Air yang
menetes dari jari kita adalah dunia dan samudra adalah akhirat. Menangislah
untuk keselamatan dan kebahagiaan di akhirat. Memohonlah agar Allah memberikan
yang terbaik untuk akhirat kita.
“Barang siapa meminta jannah (surga) kepada Allah Subhanahu
wata’ala tiga kali, jannah akan berkata, ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam
jannah!’ Barang siapa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wata’ala dari
neraka, neraka pun berkata, ‘Ya Allah, lindungilah dia dari neraka!’.”(HR. at-
Tirmidzi no. 2572)
No comments:
Post a Comment